Hendi: Tidak Perlu Ada Sweeping Restoran saat Ramadan
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Warga Kota Semarang telah merayakan tradisi dugderan yang menjadi tanda memasuki Bulan Suci Ramadan, Kamis (31/3) malam.
Tradisi dugderan digelar sederhana, dimulai dari halaman balai kota menuju Masjid Agung Semarang dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Di halaman Balai Kota Semarang, sejumlah atraksi dan pertunjukan dihelat, mulai drumben, warak animatronik, dan gatra budaya dugder, sebuah drama tari yang dikemas berupa teatrikal.
Bertindak sebagai Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengumumkan sebentar lagi umat Islam menjalani puasa.
Hendi sapaan akrabnya menerima Suhuf Halaqoh dari alim ulama Masjid Agung Semarang untuk dibacakan kepada seluruh warga.
Seusai membacakan Suhuf Halaqoh dengan bahasa Jawa, Hendi menabuh bedug masjid sebagai pengingat menyambut datangnya Ramadan.
Pembagian kue ganjel rel dan air khataman juga dilakukan oleh takmir masjid kepada warga yang hadir. Kue ganjel rel memiliki filosofi, yakni manusia harus menata hati jelang puasa.
Dalam artian hal-hal yang dirasakan ngganjel (perbuatan jelek) harus direlakan dan ditinggalkan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi meminta warganya untuk tak melakukan sweeping restoran saat Ramadan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News