Ganjar Dibuat Heran dengan Harga Kebutuhan Pokok di Yogyakarta, Ternyata
Tak hanya dengan uang, terkadang masyarakat bisa barter barang. Jika mereka memiliki beras, tetapi tidak punya lauk, biasanya mereka datang untuk menukar beras dengan lauk yang ada.
"Jadi saling membantu, berasnya bisa dipakai yang lain. Sampai sekarang beberapa masih jalan," ucapnya.
Selain di Mangunsudiran, Ganjar juga mengunjungi program Kagama Canthelan di Gowok, Caturtunggal Yogyakarta.
Di tempat itu, Ganjar senang karena aksi sosial itu melibatkan masyarakat. Mereka warga yang mampu menyisihkan uang sisa belanja sehari-hari dan dimasukkan ke kotak yang ada di pinggir jalan desa.
Uang yang terkumpul di kotak itu kemudian dibelikan sembako untuk ditaruh di depan kantor RW. Masyarakat tak mampu lain bisa mengambil secara gratis.
"Saya beberapa waktu lalu ke Makassar dan ada Kagama Canthelan di sana, saat ini ke Jogja juga ada. Saya senang meski setelah selesai pandemi atau minimal berkurang, gerakan ini terus berjalan dan dikembangkan," kata Ganjar.
Ganjar berharap program Kagama Canthelan ini tetap dilestarikan.
Pandemi mungkin sudah mulai berakhir atau mulai berkurang, tetapi menurut Ganjar, aksi-aksi sosial yang muncul selama pandemi harus terus menggelinding bahkan makin besar.(mar4/jpnn)
Ganjar Pranowo dibuat heran dengan harga kebutuhan pokok di Yogyakarta. Gula, sayuran, hingga mi instans dijual dengan harga tak biasa.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News