Gusti Moeng: Matinya Kebo Bule Adalah Peringatan Bagi Penguasa Keraton Surakarta
jateng.jpnn.com, SOLO - Matinya salah satu kebo bule, Apon, yang menjadi inti dalam tradisi kirab malam 1 Suro Keraton Surakarta pada Kamis (21/07) malam dipandang oleh Ketua Dewan Adat Surakarta GKR Wandasari sebagai sebuah peringatan untuk penguasa keraton.
Apon diketahui adalah pemimpin pasukan kebo bule keturunan Kiai Slamet, dan tergabung dengan 7 kerbau lainnya sebagai inti dari kirab tersebut.
Menurut GKR Wandasari, tidak adanya panutan dalam pasukan tersebut otomatis akan membuat pasukan tersebut kocar-kacir.
Wanita yang akrab disapa Gusti Moeng itu pun menduga kematian Apon menandakan kondisi internal Keraton Surakarta hari ini.
"Dan apakah meninggalnya Apon, kawula yang mengabdi kepada keraton saat ini bingung dengan keadaan Keraton Surakarta saat ini," katanya, Sabtu (23/07).
Putri Sri Susuhunan Pakubuwana XII itu melihat banyaknya rumor yang timbul dalam internal Keraton Surakarta sehingga membuat kondisi di dalam keraton menjadi tidak baik.
"Semoga dengan ini, semua kembali dengan aturan yang benar bisa selamat semua, terutama keraton seutuhnya," tuturnya.
Gusti Moeng mengatakan kematian kebo bule yang berdampak pada tidak ikutnya salah satu pusaka dalam acara kirab merupakan peristiwa yang baru pertama kali terjadi.
Salah satu kebo bule milik Keraton Surakarta mati, Gusti Moeng sebut itu peringatan untuk penguasa keraton.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News