Asyik, Ada Wisata Konservasi Alam di Temanggung

Dia dalam pengembangan wisata tersebut dengan cara memaksimalkan bahan-bahan limbah sampah yang dikreasikan sedemikian rupa menjadi karya yang bermanfaat. Sementara pengunjung baru di angka sekitar 200 sampai 300 orang yang dapat masuk secara gratis.
"Nanti pengunjung dapat menikmati gabungan konsep wisata kekinian, konservasi alam, pasar kontemporer era peradaban Jawa di masa lalu hingga pusat seni kebudayaan lokal yang akan dipentaskan secara berkesinambungan dalam periodisasi tertentu," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsar Bandriyo Susilo Utomo mengapresiasi gagasan wisata berbasis konservasi alam yang terdapat di wilayahnya.
Menurutnya, Papringan Wisanggeni merupakan sebuah inovasi yang sangat lengkap dan sarat akan manfaat bagi perekonomian warga masyarakat sekitar.
"Ke depan saya sangat optimistis karena memang lokasi tersebut disentuh secara berbeda," ujarnya.
Dia menjelaskan konservasi alam berupa lahan bambu yang sangat baik sebagai penahan air dan pemecah angin besar.
Selain itu, konsep tempat khas suasana pedesaan masyarakat Jawa di era lampau yang akan digabungkan dengan taman lampion berbasis pengolahan limbah serta menjadi lokasi sentra UKM warga sekitar.
"Ini konsep yang luar biasa dan patut kami dukung, mari kunjungi objek wisata Papringan Wisanggeni, apalagi gratis," tuturnya. (antara/jpnn)
Bbjek wisata Papringan Wisanggeni hadir sebagai wisata konservasi alam di Kabupaten Temanggung.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News