Ecoprint Mangrove Ala Mahasiswa PPG UPGRIS, Motif Menarik, Nilai Jual Tinggi

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Produk ramah lingkungan kini tengah digandrungi masyarakat. Salah satunya menggunakan teknik ecoprint yang dikembangkan mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Melalui ecoprint, setidaknya ada enam mahasiswa PPG UPGRIS yang tergabung dalam proyek kepemimpinan menggelar workshop dengan melibatkan warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.

Teknik kukus diterapkan dalam pelatihan pembuatan ecoprint dengan memanfaatkan mangrove pada Minggu (21/5). Alasan bertajuk mangrove, karena Mangunharjo terletak di pesisir yang notabene habitat tanaman penghalau abrasi tersebut.

Ecoprint sendiri merupakan satu di antara teknik alternatif yang menggunakan bahan alami, seperti dedaunan maupun bunga yang dicetak pada media kain. Pada workshop tersebut, produk pewarnaan yang dihasilkan yaitu kain jilbab.

"Beberapa keunggulan ecoprint adalah ramah lingkungan, memiliki motif yang unik dan menarik, nilai seni dan daya jual tinggi," ujar koordiantor tim M. Eko Daris, Kamis (8/6).

Tahap demi tahap dilakukan untuk menghasilkan pencetakan terbaik. Diawali dengan scouring kain atau perendaman kain dengan air deterjen.

Tak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 30 menit kain siap diangkat untuk dibilas dengan air bersih dan dibentangkan di bawah sinar matahari hingga kering.

Setelah benar-benar kering, kain tersebut kembali direndam dalam larutan mordan. Larutan mordan adalah campuran air dengan bubuk tawas, tunjung, dan soda ash.