Ecoprint Mangrove Ala Mahasiswa PPG UPGRIS, Motif Menarik, Nilai Jual Tinggi

"Dalam tahap mordanting ini, kain direndam selama dua jam. Kemudian diangin-anginkan hingga tidak ada air yang menetes," ujarnya.

Baru kemudian, daun-daun yang telah dipilih lalu diletakkan di atas kain sesuai dengan kreativitas. "Tutup daun dengan plastik kemudian gulung kain ecoprint dengan pipa PVC dan gunakan tali rafia sebagai pengikat agar daun tidak bergeser dari posisinya," tuturnya.

Kain ecoprint selanjutnya siap untuk dikukus selama dua jam. Setelah rampung proses pengukusan, daun-daun yang menempel dilepas dari kain dan dijemur hingga kering.

"Tahap terakhir yaitu fiksasi yang bertujuan untuk mengikat warna yang ditransferkan dari daun ke kain," katanya.

Proses fiksasi ini, kain kembali direndam dalam campuran air dan tawas selama kurang lebih lima menit. Setelah itu, kain dibilas dan dikeringkan.

Produk workshop tersebut dinamakan EGROVE yang berarti ecoprint mangrove. Selain terlihat anggun, kemasan yang menggunakan kardus itu dipercantik dengan pita merah juga dilengkapi cara perawatan kain ecoprint.

Eko bersama tim berharap agar workshop mengenai ecoprint dapat membuka kreativitas warga melalui pewarnaan alam sebagai bahan bakunya tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan.

"Masyarakat sangat antusias karena mangrove di Mangunharjo yang begitu melimpah, sehingga menjadi potensi untuk diolah menjadi produk yang ramah lingkungan," ujarnya. (mcr5/jpnn)