Dampak Sosial Tol Semarang-Demak Dikaji, Nasib Nelayan & PKL Dipertaruhkan

jateng.jpnn.com, SEMARANG - DPRD Kota Semarang tengah mengkaji dampak sosial dari proyek lanjutan pembangunan jalur Tol Semarang-Demak, Jawa Tengah.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo mengatakan pengkajian ini meliputi nasib nelayan dan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Masjid Syekh Jumadil Kubro Semarang.
"Masjidnya memang tidak kena. Namun, PKL-nya (pedagang kaki lima) yang kena," katanya saat tinjauan di proyek Tol Semarang-Demak, Semarang, Rabu (7/6).
Menurut dia, keberadaan destinasi wisata menimbulkan "multiplier effect", termasuk geliat perekonomian dengan munculnya PKL-PKL di sekitar kawasan tersebut, sehingga perlu dipikirkan.
"Jadi itu PKL-nya kalau nanti berpindah bagaimana. Di mana ada gula, di situ ada semut. Dengan adanya Masjid Syekh Jumadi Kubro, kan, PKL-PKL ini jadi semutnya," katanya.
Apalagi, kata dia, ada puluhan PKL yang selama ini menggantungkan hidupnya dari berjualan di sekitar kawasan destinasi wisata religi itu.
Anang menjelaskan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan, di antaranya memindahkan PKL tersebut ke lokasi lain yang berdekatan dengan destinasi tersebut atau memberikan ganti rugi untuk beralih profesi.
"Makanya, kami lihat dulu di peta. Apakah mungkin pemkot (pemerintah kota) menyediakan lahan, apakah mereka (PKL) diberi ganti rugi untuk ganti profesi, atau bagaimana," katanya.
DPRD Kota Semarang sedang mengkaji proyek lanjutan pembangunan jalur Tol Semarang-Demak. Ini menyangkut nasib PKL dan nelayan di sana.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News