Fenomena El Nino Bukan Petaka Bagi Petani Garam di Rembang
jateng.jpnn.com, REMBANG - Cerita mengenai dampak dari fenomena El Nino tak melulu soal bencana. Ada juga anugerah yang didapat sebagian masyarakat, contohnya di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Petani garam di Rembang mendapatkan keuntungan dari El Nino dengan meningkatkan produksi karena musim kemarau lebih panjang dan cuaca panas yang mendukung.
"Pada Juni 2023, cuacanya masih ada hujan sehingga proses pembuatan garamnya agak lama. Saat ini setelah airnya matang dan dituang di lahan pengeringan dalam waktu sepekan sudah bisa dipanen," kata Mundi, salah seorang petani garam asal Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Rembang, Kamis (10/8).
Menurutnya, cuaca juga disertai angin timur yang cukup kencang sehingga mempercepat proses pembuatan garamnya.
Setiap kali panen, kata dia, bisa menghasilkan 5 kuintal garam, meskipun lahan yang digunakan untuk pembuatan garam masih berupa tanah tanpa menggunakan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam.
Hal senada juga disampaikan petani garam lainnya, Kasipin yang mengakui sejak Juli hingga sekarang panennya memang meningkat.
"Biasanya hanya 2,5 ton garam setiap pekannya, kini bisa mencapai 5 ton dalam sepekan," ujarnya.
Kebetulan, kata dia pula, lahan yang digunakan untuk pembuatan garam mencapai 1 hektare lebih dan menggunakan media geoisolator sehingga produksinya lebih cepat dan hasilnya cukup banyak.
Cerita mengenai dampak fenomena El Nino tak melulu soal bencana. Petani garam di Rembang dapat banyak keuntungan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News