Cerita Tien Mujiati di Solo, Usahanya Tetap Tahan Banting Meski Dihantam Pandemi
Dia mencoba peruntungan dengan menjual bumbu rawon melalui media sosial Facebook dan Instagram. Pesanan pun berdatangan, terutama dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.
Bumbu rawon itu dikemas dalam kemasan botol plastik 200 ml, dengan berat bersih 180 ml. Harganya dibanderol Rp 20.000.
“Ada yang saya titip di koperasi juga, penjualannya lumayan. Karena Covid-19 terlalu lama, saya kembali mikir, bikin apa lagi. Akhirnya jual brambang goreng (bawang merah goreng) dan bawang goreng (bawang putih goreng). Saya tidak pakai pengawet untuk produk yang saya jual,” cerita Tien.
Belajar soal kemasan agar produk tahan lama
Namun, karena tidak menggunakan pengawet, Tien menghadapi tantangan soal daya tahan produk.
Tien mengatakan bumbu rawon yang dikemas dalam botol plastik hanya tahan dua minggu saat berada di suhu ruangan. Meskipun mengandung minyak yang berfungsi mengawetkan, ternyata masih mengeluarkan jamur. Hal ini mendorong Tien untuk terus berinovasi.
Kini, bumbu rawon Mak Tien dikemas dalam kemasan vakum, dengan daya tahan lebih lama. Menurut Tien, bumbu dalam kemasan vakum bisa tahan hingga 3 bulan jika berada di suhu ruang.
Dalam kemasan vakum, isi bumbu bisa lebih banyak, yaitu 200 ml dan dijual dengan harga Rp 22.500.
Tien Mujiati yang merupakan seorang pensiunan di Kota Solo bercerita bagaimana usahanya tetap tahan banting meski dihantam pandemi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News