Marak Kasus TPPO, Pemprov Jateng Wanti-wanti Warga, Jangan Tergiur Gaji Besar

Faktor lain yang turut mempengaruhi, yaitu gaya hidup hedonis dan flexing. Itulah yang menjadi sebab banyaknya warga tergiur kerja di luar negeri dengan jalur tak resmi.
"Pencegahannya, kami ajak kepala desa untuk mengidentifikasi jika ada warganya kerja ke luar negeri," tuturnya.
Dia menyebutkan banyak modus TPPO yang terjadi, mulai dari penjualan organ tubuh, bayi, dan online scam. Dalam hal modus online scam, warga negara Indonesia (WNI) yang direkrut diberi tugas untuk menipu orang lain lewat sarana media sosial, telepon, dan sebagainya.
"Kami juga terus sosialisasikan kalau mau kerja ke luar negeri melalui Disnaker atau BP2MI. Jangan sampai tergiur lewat media sosial," ujar Ema.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Didik Eko Pujianto menyampaikan animo masyarakat bekerja di luar negeri sangat tinggi. Karenanya, warga diminta lebih jeli.
"Tanyakan ke lembaga resmi, mulai dari RT, RW, kecamatan, hingga Dinas Ketenagakerjaan setempat. Cari informasi sebanyak-banyaknya, selalu check dan re-check," ujarnya.
Didik menyebut, negara yang biasanya digunakan sebagai tempat TPPO, biasanya memiliki sistem hukum yang tidak kuat. Selain itu, negara tersebut seringkali dalam konflik.
Melati (bukan nama asli) mengaku sempat terjebak sindikat TPPO. Dia bermimpi kerja di Dubai, malah diterbangkan ke Myanmar untuk melakukan online scam.
Kasus TPPO saat ini sedang marak, Pemprov Jateng pun mewanti-wanti warga agar tak tergiur gaji besar untuk bekerja di luar neger
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News