Gunung Lawu Masih Kebakaran, Water Bombing belum Bisa Jinakkan Api
jateng.jpnn.com, KARANGANYAR - Metode pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, hingga saat ini masih mengoptimalkan water bombing atau guguran bom air.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar Juli Padmi Handayani mengatakan hingga kemarin penanganan kebakaran dengan water bombing memasuki hari ke-8.
Untuk titik pemadaman, kata dia, difokuskan pada seputaran Hargo Tiling dan Hargo Puruso.
"Perkembangannya meluas ini, kondisi terkini api meluas dan area bertambah. Luasan sekitar 150 hektare dan di 29 titik," katanya, Senin (9/10).
Dia menyampaikan titik api meluas karena angin dan lokasi ketinggian yang tidak bisa dijangkau.
"Jadi kami rekan-rekan belum bisa memadamkan secara manual. Kalau untuk hari ini kami sudah melaksanakan kegiatan penyekatan yang melibatkan 406 orang, itu terdiri dari 4 SRU (Search and Rescue Unit)," katanya.
Dia mengatakan pemadaman secara manual dapat dilakukan jika titik api berada di lokasi datar.
"Jadi mungkin setiap hari ada kegiatan pemadaman. Kalau ini kan kami bisa melakukan pemantauan dan penyekatan," katanya.
Sementara itu, Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta Herry Merkussiyanto Putro mengatakan luasan lahan terbakar masih di angka 150 hektare, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perluasan lahan terbakar.
Dia mengatakan kemungkinan perluasan itu disebabkan dari terbatasnya waktu penanganan untuk pemadaman manual.
Baca Juga:
Di sisi lain, kondisi medan juga menghambat proses pemadaman sehingga hanya bisa mengandalkan pemadaman melalui jalur udara.
"Saat ini memang 150 hektare, tetapi tidak menutup kemungkinan akan meluas karena berdasarkan kondisi lapangan lokasinya sulit dijangkau dan angin," katanya.
Terkait dengan faktor pemicu kebakaran, menurut dia, karena tumpukan material dari pohon cemara yang sudah mengendap selama empat tahun.
"Ya kalau bicara di atas, kan, vegetasi cemara, kemudian materialnya sudah empat tahun numpuk, jadi kemungkinan besar api timbul," katanya.(antara/jpnn)
Gunung Lawu masih kebakaran hingga hari ini, Senin (9/10). Metode water bombing di hari ke-8 masih belum bisa jinakkan kobaran api.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News