Gegara Masalah Sepele, Santri di Sukoharjo Tewas Dianiaya Senior
Sang senior kemudian meminta rokok kepada AKPW dan tidak diberi dengan alasan tidak memiliki rokok.
Pelaku yang datang bersama anak kelas 8 lain itu kemudian meminta rokok dari santri lain dan mendapatkan 2 batang rokok. Dia pun marah kepada AKPW dan langsung melakukan kekerasan.
"Marahlah sama yang dimintai pertama, yaitu dengan menendang dengan memukul hingga tidak sadarkan diri," jelas AKPB Sigit.
Sigit menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan anak kelas 9 pondok pesantren di Grogol itu bukanlah tindakan bullying, dikarenakan hanya ada satu orang yang terlibat dengan kejadian itu.
Namun demikian, polisi akan terus mendalami kasus tersebut. Sebuah sarung dan 3 batang rokok dijadikan barang bukti pemeriksaan.
"Untuk hasil nanti, pertama kami menunggu hasil dari data forensik, Kedua nanti kami akan gelar gelar gelar gelar untuk menentukan naik sidiknya biar tetap sesuai dengan SOP," jelas dia.
AKBP Sigit menambahkan mengingat kasus tindak kekerasan itu dilakukan oleh anak di bawah umur, maka lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) akan melakukan pendampingan dalam menyelesaikan kasus tersebut.
"Perlakuannya pun pasti akan berbeda menggunakan undang-undang perlindungan anak yang selanjutnya tadi malam saya sendiri dengan tim dan pihak orang tua bersama-sama sampai selesai pelaksanaan autopsi. Hasil autopsi juga nanti akan disampaikan langsung dari hasil dokter forensik," tutur dia.
Seorang santri berinisial AKPW (13) di Grogol, Sukoharjo tewas akibat tindak penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News