Saat Magang, Mahasiswi Semarang Diduga jadi Korban Pelecehan Manajer BUMN
Korban tampak berlinangan air mata ketika menceritakan kronologis kejadian. Saat itu terlapor memanggil dirinya di ruangan kerjanya. Itu merupakan kali pertama dirinya dan terlapor bertemu.
"Awalnya saya tidak tahu apa apa, dan saya kan baru di situ, tidak tahu apa-apa. Saya kira disuruh perkenalan atau bagaimana. Terus Saya ditanya-tanyain dari kampus mana, semester berapa, alamatnya mana, namanya siapa," kata korban.
Di pertemuan berdua itu, pelaku berkali-kali menawari, dan memaksa korban untuk menghisap rokok tersebut. Padahal korban sudah menolak dan mengatakan dirinya bukan perorok.
"Habis itu, saya diajak omong yang macam-macam juga. Terus saya dipegang-pegang, di grepe-grepe," ujarnya, sambil berusaha untuk melarikan diri.
Namun, pelaku tetap memaksanya untuk berada di dalam ruangan. Kemudian pelaku beraksi cabul dengan mencium, memberikan uang sebesar Rp 50 ribu, dan sempat mengajak korban kongkow.
"Terus akhirnya, saya sampai dipegang pipi saya, langsung dicium. Saya sudah menolak, terus saya dikasih 50 ribu, ditawarin diajak ngopi, ini buat kamu naik grab supaya tidak ada orang tahu. Tapi saya tolak, dia terus ngasih ke saya, sampai di tempelin di payudara saya," ujar korban.
Setelah sempat tertahan, korban berhasil keluar dari ruangan tersebut. Dia kemudian melaporkan peristiwa ini ke mentor magangnya, kepada pihak kampus dan keluargannya.
"Saya lapor langsung sama mentor saya di tempat magang. Lalu saya langsung pulang, lapor ke kampus juga langsung ditindaklanjuti. Kemudian lapor ke keluarga mintanya saya berhenti aja, tidak usah masuk lagi di situ. Dari kampus juga narik saya untuk nggak masuk lagi di situ," ujar korban.
Seorang mahasiswi magang di Semarang diduga menjadi korban pelecehan manajer BUMN.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News