Ketagihan Judi Online, Ibu Muda di Cilacap Tipu Ratusan Orang

Ketika terjadi kesepakatan, korban diminta segera melakukan pembayaran. Akan tetapi, setelah dibayar, korban tidak mendapatkan pesanannya.

Setelah pelaku ditangkap, polisi melakukan penyidikan dan menemukan kejahatan lain yang dilakukan pelaku, yakni mengajukan pinjaman atas nama orang lain atau disebut dengan kredit topengan.

Sedikitnya 196 elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) milik orang lain yang mayoritas tetangganya itu disalahgunakan pelaku untuk mengajukan kredit di PT Permodalan Nasional Madani atau PNM pada 2020.

"Awalnya pelaku mengajukan kredit usaha ke PNM, sebuah BUMN, dan cair. Uangnya diterima langsung oleh pelaku dan tidak diberikan kepada para pemilik KTP," katanya.

Para korban yang berjumlah ratusan orang itu tidak mengetahui jika kartu identitasnya akan digunakan untuk pencairan kredit. Pasalnya, pelaku meminta izin mengumpulkan ratusan e-KTP itu sebagai syarat pembuatan kartu prakerja.

Rata-rata pelaku menikmati hasil pencairan Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Bila ditotalkan dari 196 orang menghasilkan uang sekitar Rp 800 juta.

"Uang itu dipakai pelaku untuk menutup lubang lain dan dibagikan ke berbagai pihak yang masih kami dalami orangnya," katanya.

Kendati begitu, Kombes Dwi menyebut tidak menutup kemungkinan akan ada pelaku lain yang bakal ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Dia menduga, ada pihak-pihak tertentu yang terlibat, termasuk instansi PNM sendiri.