Melacak Sejarah Dugderan di Semarang: Tradisi Pemersatu Perbedaan Awal Ramadan
![Melacak Sejarah Dugderan di Semarang: Tradisi Pemersatu Perbedaan Awal Ramadan - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/02/27/gelaran-dugderan-menyambut-bulan-ramadan-foto-humas-pemkot-y-kc6d.jpg)
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Menyambut datangnya bulan Ramadan, di Kota Semarang, Jawa Tengah, akan ada tradisi Dugderan. Perayaan tradisi tahunan ini dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan berupa pasar rakyat, festival serta ritual arak-arakan Warak Ngendog.
Tradisi Dugderan sudah melekat di wajah Kota Semarang. Awalnya, merupakan tradisi sebagai upaya pemerintah untuk menyamakan awal puasa dan hari raya. Tradisi ini dikatakan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mencurahkan rasa rindunya terhadap bulan Ramadan.
Perayaan ini diselenggarakan di sekitaran Aloon-aloon Kota Semarang dan Masjid Agung Kauman Semarang. Biasanya arak-arakan dimulai dari Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dan finish di Masjid Agung Kauman Semarang.
Melacak Sejarah Dugderan
Berdasarkan buku Semarang Sepanjang Jalan Kenangan karya sejarawan Djawahir Muhammad cetakan 1995, menjelaskan sekitar 1862-1881, pada masa kepemimpinan Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung (RMT) Arya Purbaningrat, ada tradisi berupa arak-arak menyambut kepastian awal bulan Ramadan yang disebut Dugderan. Pasalnya, di masa itu, penentuan awal puasa memiliki perbedaan pendapat.
Setelah salat Asar berjemaah tepat satu hari menjelang puasa, RMT Purbaningrat memukul bedug Masjid Besar Kauman, kemudian tradisi dilanjutkan dengan penyulutan meriam di halaman pendapa kabupaten di Kanjengan.
Bunyi bedug 'dug' dan meriam 'der' berkali-kali itulah yang kemudian muncul istilah dugderan.
"Mendengar gagap gempita suara di sekitar alun-alun, masyarakat pun berbondong-bondong datang utuk menyaksikan apa yang terjadi. Setelah masyarakat berkumpul, keluarlah bupati dan imam masjid memberi sambutan dan pengumuman," tulis Djawahir Muhammad.
Dugderan menjadi tradisi tahunan di Kota Semarang sebagai penanda akan datangnya bulan Ramadan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News