Kasus DBD di Solo Makin Parah, Anak 7 Tahun jadi Pasien Kedua yang Meninggal
![Kasus DBD di Solo Makin Parah, Anak 7 Tahun jadi Pasien Kedua yang Meninggal - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/03/09/seorang-anak-dirawat-di-rsud-prof-wz-johanes-kota-kupang-ntt-akibat-menderita-dbd-foto-antarakornelis-kaha-63.jpg)
jateng.jpnn.com, SOLO - Satu orang anak di Solo berusia 7 tahun meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) pada Selasa (26/3). Kasus kematian ini menjadi kasus kedua sejak awal 2024.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Setyowati membenarkan adanya tambahan pasien DB yang meninggal dunia.
Dia mengungkapkan bahwa sebelum meninggal dunia, pasien yang dirahasiakan namanya itu mulai mendapat perawatan di rumah sakit pada Sabtu (23/3). Pasien tersebut kemudian dinyatakan meninggal pada Selasa (26/3).
"Meninggalnya Selasa itu ya. Masuk rumah sakit hari Sabtu, tetapi kondisi sudah lemas," katanya saat dihubungi, Kamis (28/3).
Menurut Setyowati, kemungkinan pasien terlambat mendapatkan pertolongan sehingga upaya pengobatan yang dilakukan rumah sakit tidak maksimal.
"Kemungkinan sudah agak terlambat, mungkin panas beberapa hari diobati sendiri mungkin. Data yang kami terima hanya data pengobatan di rumah sakit," ujar dia.
Kasus kematian anak 7 tahun karena menderita DBD itu menjadi kasus kedua sejak awal 2024. Sebelumnya ada seorang anak berusia 11 tahun dari Kecamatan Jebres yang juga meninggal dunia akibat sakit DBD.
"Dari awal tahun (2 kasus meninggal). Yang terakhir tujuh tahun. Laki-laki. Hanya inisial yang saya terima," beber dia.
Satu orang anak di Solo berusia 7 tahun meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) pada Selasa (26/3).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News