Pagi yang Merepotkan, Teater Perempuan Berpisah dengan Anak & Keluarga Kecilnya

Minggu, 26 Mei 2024 – 06:05 WIB
Pagi yang Merepotkan, Teater Perempuan Berpisah dengan Anak & Keluarga Kecilnya - JPNN.com Jateng
Adegan Salma menghancurkan hidangan yang tertata rapi di meja makan. FOTO: Dokumen untuk JPNN.com.

Salma mulai mengisi keseharian diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Mulai berlatih tinju, masak-memasak yang disiarkan langsung di media sosial, hingga zumba dengan teman-temannya.

Dalam pertunjukan ini, terpotret Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin tampil sebagai pelatih tinju. Dia tampak mahir menjadi instruktur dan memotivasi.

"Latihan empat kali. Pementasan ini wujud pemberian ruang bagi para seniman untuk berkarya," kata Iswar ditemui seusai pementasan.

Dia menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang hadir memberikan ruang bagi seniman berkarya melalui pertunjukan teater ini. Ke depan, menurutnya, pementasan seperti ini sangat dibutuhkan Kota Semarang.

"Antusiasme dari para penonton juga terlihat memberikan semangat bagi kawan-kawan teater untuk terus berkarya. Kursi yang tersedia 450, hampir semua penuh," ujarnya.

Proses ini digarap dengan konsep pendekatan psikodrama, dan drama therapy. Konsep psikodrama telah muncul sejak 1920-an.

Diinisiasi oleh Jacob Levy Moreno melakukan eksperimen teater berdasarkan spontanitas dan improvisasi di klinik psikiatri miliknya di New York.

Sementara dokumentasi awal munculnya drama theraphy adalah ceramah Peter Slade pada 1939 kepada British Medical Association.

Kisah nyata perempuan berpisah dengan anak & keluarga kecilnya diangkat dalam pertunjukan teater Pagi yang Merepotkan.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News