Sejarah Literasi Kota Solo Coba Lagi Diruwat dengan 3 Bemo
jateng.jpnn.com, SOLO - Sebanyak 3 Bemo Pustaka bakal berkeliling menyambangi jalan-jalan sempit di 5 kecamatan yang ada di Kota Solo.
Ketiga bemo itu diluncurkan bertepatan dengan HUT ke 277 Kota Solo, Kamis (17/02) pagi.
Menurut Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kota Solo Mufti Rahardjo, peluncuran armada perpustakaan keliling tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Solo.
Ia menyebut bahwa Kota Solo berpotensi untuk menjadi kota literasi di tingkat dunia.
"Atas dorongan banyak pihak, kami ingin mewujudkan pencanangan Solo sebagai kota literasi dunia yang diakui UNESCO,” ungkap Mufti.
Dalam kesempatan yang sama Pemkot juga menyerahkan sertifikat akreditasi kepada 11 perpustakaan yang ada di Kota Solo. Seluruhnya mendapatkan nilai A.
"Target tahun ini adalah 50 perpustakaan yang diakreditasi,” ujar Mufti.
Mufti menjelaskan, Kota Solo memiliki sejarah literasi yang panjang. Salah satu contohnya adalah karya-karya yang lahir dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran di masa lalu lewat para pujangganya.
Solo memiliki sejarah panjang sebagai kota literasi. Dari masa Keraton Kasunanan hingga masa penjajahan, literasi masih sangat kentara di kota ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News