Melihat Penjamasan Keris Peninggalan Sunan Kudus

Tahap berikutnya, dikeringkan ke dalam sekam ketan hitam. Lantas dibasuh dengan warangan atau cairan khusus dari bahan-bahan tumbuhan dengan cara dipijat-pijat halus agar masuk ke pori-pori.
"Semua proses tahapan diulang dua kali. Setelah itu dikeringkan dengan kain putih, kemudian dikasih minyak wangi-wangian non alkohol kemudian diangin-anginkan sampai kering dan meresap baru hulu dan bilah disatukan dan dibungkus untuk dimasukkan ke dalam peti," ujarnya.
Air jeruk nipis dipercaya dapat mencegah karat pada benda pusaka yang berumur ratusan tahun itu.
Ritual serupa dilakukan pada dua tombak trisula peninggalan Sunan Kudus. Tombak ini biasanya dipasang di sisi mihrab pengimaman Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
Setelah penjamasan selesai, dilanjutkan acara makan bersama nasi opor dan jajan pasar tradisional sebagai penutup acara jamasan.
Ritual penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus juga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah.
Penetapan warisan budaya tak benda tersebut juga bersamaan dengan penetapan warisan budaya tak benda lainnya, seperti buka luwur dan dandangan. (antara/jpnn)
Tradisi penjamasan atau pencucian Keris Kiai Cinthaka peninggalan Sunan Kudus masih dilestarikan.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News