Fetival Makanan Non-Halal di Solo Sempat Diwarnai Polemik, Pemkot Surakarta Turun Tangan
jateng.jpnn.com, SOLO - Festival makanan non-halal yang diselenggarakan di Mal Solo menuai polemik di kalangan masyarakat.
Kegiatan itu pun sempat dihentikan sementara pada Kamis (4/7).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surakart saat ini ikut memantau penyelenggaraan festival makanan non-halal agar tidak menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.
"Di negara demokrasi tidak ada yang harus minoritas atau yang lain. Semua akan difasilitasi, dengan catatan mestinya ada norma yang harus didiskusikan bersama," kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di Solo, Jumat (5/7).
Dia berharap tidak ada satupun acara di Solo yang merugikan salah satu pihak, termasuk Festival Pecinan Nusantara.
"Harapannya tidak ada yang dirugikan, karena ini menyangkut kenyamanan dan keamanan Kota Surakarta. Jangan sampai masalah event-event di Kota Surakarta menjadikan Solo tidak kondusif," katanya.
Sebelumnya festival makanan non-halal yang diikuti oleh 34 pelaku usaha tersebut diwarnai dengan munculnya polemik di masyarakat.
Salah satu pihak yang sempat mempersoalkan yakni Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Dalam hal ini DSKS menyoroti soal spanduk pemberitahuan yang dinilai terlalu vulgar.
Festival makanan non-halal yang diselenggarakan di Mal Solo menuai polemik di kalangan masyarakat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News