Babi China Dituding Jadi Biang Kerok Melejitnya Harga Kedelai Impor, Kok Bisa?

Rabu, 23 Februari 2022 – 10:30 WIB
Babi China Dituding Jadi Biang Kerok Melejitnya Harga Kedelai Impor, Kok Bisa?  - JPNN.com Jateng
Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto mengkritik keras alasan Mendag dalam menyikapi kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai. Ilustrasi kedelai: Ricardo/JPNN.com

jateng.jpnn.com, JAKARTA - Restrukturisasi dari peternakan binatang di China dituding jadi biang kerok melejitnya harga kedelai di pasaran dunia.

Hal itu lantaran, lima miliar babi di Tiongkok diberi makan kedelai.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut bahwa kebijakan restrukturisasi dari peternakan binatang di China itu menjadi salah satu faktor kuat yang membuat kedelai di pasar dunia melejit tinggi.

Kondisi itu menyebabkan suplai kedelai menjadi sangat terbatas sehingga harga menjadi naik termasuk di Indonesia.

Kenaikan harga kedelai membuat perajin tahu dan tempe menjerit, yang memicu aksi mogok produksi di banyak wilayah.

Para perajin kedelai menuntut kestabilan harga. Mogok produksi berlangsung selama tiga hari, yakni 21-23 Februari 2022.

Menanggapi hal itu, Manager Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza mengatakan pihaknya bakal berusaha mencari solusi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.

“Pasar Jaya akan membuka komunikasi dengan instansi terkait untuk dapat bersama-sama mencari solusi yang terbaik,” kata Gatra dilansir dari JPNN.com, Senin (21/2).

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut restrukturisasi dari peternakan binatang di China jadi faktor kuat melejitnya harga kedelai impor.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News