Tradisi Sekatenan di Solo: Wujud Cinta Terhadap Kanjeng Nabi & Pengharapan Berkah

Pada perayaan tahun ini, Mantu Dalem KRA Baruno Aji Diningrat yang ditunjuk sebagai Utusan Dalem memimpin iring-iringan rombongan keraton dari Kamandungan Keraton Kasunanan menuju Masjid Agung.
Rombongan tiba di pelataran masjid sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa empat atau dua pasang gunungan Estri-Jaler yang berisi hasil bumi.
Masyarakat yang lama menanti langsung mengerumuni empat gunungan itu. Mereka saling berdesakan untuk menempati posisi terdekat dengan gunungan sembari menunggu para abdi dalem dan kerabat keraton mendoakan gunungan.
Tak lama, mereka langsung merebutkan sepasang gunungan yang di letakkan di sisi selatan Masjid. Sementara sepasang gunungan lain kembali diangkut ke Kamandungan guna diperebutkan masyarakat pula.
Masyarakat berdesakan saat menanti gunungan yang berisi hasil bumi di arak saat Grebeg Maulud Keraton Surakarta di Solo pada Senin (16/9). Foto: Romensy Augustino/JPNN.com
"Alhamdulillah perhelatan berjalan dengan lancar tidak ada kendala suatu apapun. Masyarakat antusias, semoga ini dimaknai secara keseluruhan bahwa kami dari Keraton menyambut hari besar maulid secara suka cita. Ini adalah bentuk rasa syukur kami," ujar KRA Baruno.
Baruno mengungkapkan bahwa acara ini juga merupakan bentuk kecintaan Sinuhun Paku Buwana XIII kepada masyarakat. Sehingga tradisi harus terus dilestarikan.
Puncak tradisi Sekatenan Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan digelarnya Grebeg Maulud pada 12 Rabiul Awal 1446 H atau Senin (16/9) 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News