Festival Lima Gunung 2024: Merayakan Kearifan Lokal Melalui Seni & Budaya
![Festival Lima Gunung 2024: Merayakan Kearifan Lokal Melalui Seni & Budaya - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/10/02/para-tokoh-komunitas-lima-gunung-kabupaten-magelang-jawa-ten-ha5b.jpg)
Sutanto menegaskan bahwa festival ini merupakan ekspresi ikhlas dan gembira dari semua yang terlibat, baik penonton, pengisi acara, maupun pedagang makanan. Semua pihak yang terlibat dalam persiapan festival melakukannya dengan semangat kebudayaan yang tinggi.
"Ini adalah festival istimewa dan 'wow'," ungkapnya.
Tema Festival yang Menyentuh Hati
Tema Festival Lima Gunung 2024, Wolak-Waliking Jaman Kelakone, merupakan hasil pemikiran, renungan, dan diskusi mendalam antara para tokoh serta pegiat utama Komunitas Lima Gunung yang berlangsung sejak awal tahun.
Teks tema tersebut dituliskan menggunakan kelobot (kulit jagung) dan dipajang di panggung utama, sehingga setiap pengunjung dapat merenungkan ungkapan reflektif mengenai kondisi kehidupan sosial, kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara saat ini.
Sitras Anjilin (65), salah satu sesepuh komunitas, menyebutkan bahwa ungkapan tema uitu mencerminkan situasi zaman yang tidak menentu, sebuah kondisi yang pernah dituliskan oleh pujangga-pujangga masa lalu, termasuk Ranggawarsita pada 1860 dalam karyanya Serat Kalathida, yang menggambarkan zaman yang kacau.
Tema ini sebagai pengingat bagi masyarakat, khususnya bagi warga desa dan pegunungan, agar tidak terkejut menghadapi berbagai kejadian serta fenomena tak terduga yang dapat terjadi.
Sutanto menekankan pentingnya setiap individu untuk memperkuat kepribadian mereka berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa, serta menjadikan kearifan lokal sebagai pijakan untuk membangun harapan hidup yang lebih baik di tengah ketidakpastian zaman.
Festival Lima Gunung XXIII mengundang ribuan pengunjung untuk merasakan keindahan budaya dan seni melalui kearifan lokal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News