Eko Produksi Sangkar Burung dari Limbah PVC, Laris di Pasar Luar, Keuntungannya Bikin Ngiler
Eko mengaku saat ini dirinya hanya mengekspor produk sangkarnya ke 3 negara, yakni Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Khusus di dalam negeri, paling banyak permintaan berasal dari Makassar.
"Kalau untuk ukuran, di Singapura itu paling laris ukuran sangkar jalan-jalan (sangkar ukuran kecil) dengan diameter 16 cm," jelasnya.
Adapun diameter sangkar yang diproduksi oleh Eko cukup bervariasi. Selain ukuran diameter 16 cm, dia juga memproduksi ukuran 22 cm, 26 cm, 32 cm, 40 cm, 50 cm, dan 60 cm.
Untuk harga yang dia patok berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 2,5 juta.
"Kalau kami ekspor keluar harganya bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga di Indonesia," terangnya.
Eko juga mengaku sempat meraup untung hingga Rp 30 juta per bulan pada 2019, sedangkan pada 2022 ini dia meraup keuntungan Rp 8 - 12 juta per bulan.
"Kalau sangkar buatan kami, insyallah tahan selamanya," pungkasnya. (mcr21/jpnn)
Eko Alif Muryanto asal Solo melakukan inovasi dalam pembuatan sangkar burung menggunakan limbah PVC. Keuntungannya fantastis!
Redaktur : Sigit Aulia Firdaus
Reporter : Romensy Augustino
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News