Konon, Masjid Ini Pernah Dijatuhi 21 Bom Kanon, Tetapi Keajaiban Terjadi

Senin, 18 April 2022 – 11:56 WIB
Konon, Masjid Ini Pernah Dijatuhi 21 Bom Kanon, Tetapi Keajaiban Terjadi  - JPNN.com Jateng
Masjid Darussalam di Dusun Kedunggudel, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Foto: Jetengprov.go.id

jateng.jpnn.com, SUKOHARJO - Masjid Darussalam di Dusun Kedunggudel, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi saksi penyebaran agama Islam sekaligus perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan Belanda.

Masjid ini dibangun oleh Kiai Lombok. Makam sang pendiri bangunan bersejarah itu berada di belakang masjid.

Kiai Lombok merupakan santri dari Wali Sanga yang berasal dari Pulau Lombok. Masjid ini dibangun pada Ahad Pon bertepatan 20 Agustus 1837.

Sehono, tokoh masyarakat Kedunggudel, menceritakan Masjid Darussalam juga dipercaya menjadi saksi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sebuah sumur yang ditutupi oleh kaca bertuliskan “Sumur Kyai Pleret”.

“Kyai Pleret itu sebenarnya nama dapur tombak. Jadi untuk melegitimasi raja. Di Jawa itu salah satunya harus ada tombak Kyai Pleret. Nah, yang melambangkan itu kekuasaan. Sumur Kyai Pleret itu istilahnya kalau Jawa nunggak semi, menirulah nama tombak itu,” katanya belum lama ini.

Menurut dia, sumur itu digunakan untuk menyimpan harta perang dari Pakubuwana VI (PB VI) ke Pangeran Diponegoro.
PB VI merupakan susuhunan Surakarta.

“Jadi wilayah perang Pangeran Diponegoro, kan, luas sekali. Itu hampir separuh Jawa lebih. Itu Pangeran Diponegoro mendapat dukungan dari Kasunanan Surakarta pada masa PB ke VI itu,” tambahnya.

Belanda bermaksud membumihanguskan Dusun Kedunggudel karena menjadi basis perlawanan Pengeran Diponegoro.
Sumber jatengprov
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News