Jarang Diketahui, Alasan Nabi Ibrahim Kurbankan Putranya, Kajian Gus Baha
Menurutnya, pendapat yang lebih kuat adalah Ishak. Namun, Gus Baha memilih menyebut Ismail untuk mengikuti pemahaman kebanyakan umat Islam saat ini dan memfokuskan pada hikmah yang bisa diambil dari kisah tersebut.
"Suatu saat, Ibrahim diminta untuk menyembelih Ismail, dia (Ibrahim) protes, dia (Ismail) buah hati saya kenapa engkau menyuruh menyembelihnya?," ujar Gus Baha menirukan ratapan Ibrahim.
Lebih lanjut, Gus Baha kemudian mengutip bisikan Allah kepada Ibrahim yang tertulis dalam Mishbahuzh Zhulam karya Syekh Nawawi al-Jawi.
“Ingatkah engkau pada malam di mana engkau meminta kemusnahan hambaku? Bukankah engkau tahu aku amat menyayangi hambaku sebagaimana engkau sayang sama anakmu? Jika engkau terus memintaku memusnahkan hambaku, aku juga akan memintamu menyembelih anakmu satu persatu.”
Gus Baha kemudian mengatakan bahwa bagaimanapun juga manusia memang sering kali dipimpin oleh nafsu.
Dia mengajak kepada seluruh umat Islam untuk kembali melihat diri sendiri secara lebih mendalam.
"Sekarang, mari lihat diri sendiri. Jika kamu melihat anak atau saudara yang fasik, doa kamu pasti meminta Allah supaya memberi taubat, tetapi jika ada orang lain yang berbuat maksiat, kamu mendoakan (orang itu) kena azab," katanya.
"Sama-sama maksiatnya, kenapa yang satu didoakan taubat dan yang satunya lagi didoakan kena azab. Tuhannya padahal sama. Itu menunjukkan kamu benci (perbuatan) maksiat, tetapi masih (dipimpin) nafsu," imbuhnya.
Alasan perintah kepada Nabi Ibrahim menyembelih putranya ini, jarang diketahui. Gus Baha menjelaskannya secara lugas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News