Kuburan Massal di Hutan Plumbon Semarang, Saksi Bisu Tragedi Berdarah 1965

Jumat, 30 September 2022 – 21:00 WIB
Kuburan Massal di Hutan Plumbon Semarang, Saksi Bisu Tragedi Berdarah 1965 - JPNN.com Jateng
Kuburan massal korban tragedi 65 di tengah Hutan Plumbon, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. FOTO: Dokumen untuk JPNN.com.

Dia menyebut kuburan massal itu memiliki dua lubang yang seperti sumur. Dari delapan nama terdiri dari para pengurus ranting dan dua nama tokoh.

Dua nama yang disebut yaitu Moetiah dan Soesetyo. Moetiah adalah bangsawan syari yang tergabung dalam anggota Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani. Sementara Soesetyo merupakan Wakil Bupati Kendal era itu.

"Bu Moetiah adalah guru TK Melati di Kendal," tuturnya.

Saat itu Gerwani, kata Adi, memiliki misi pendidikan dan menciptakan taman kanak-kanak yang disebut dengan nama TK Melati.

Menurutnya, Moetiah juga tercatat sebagai seorang bangsawan santri atau kelas darah biru santri di Kabupaten Kendal.

"Waktu eksekusi ada perangkat desa, Ibu Moetiah minta qiroah, tetapi belum selesai dibedil," tuturnya.

"Cukup berada karena memiliki kalung dan gelang," katanya menambahkan.

Dari 12 sampai 24 yang diperkirakan hanya tercatat delapan korban tragedi 65 yang disemayamkan di kuburan masal. Menurutnya, enam dari dua tokoh tersebut merupakan pengurus ranting.

Saksi bisu kekejaman tragedi 65 tercatat di kuburan massal Hutan Plumbon Semarang.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News