Ketika Tridhatu Membaca Ulang Naskah Kuno Gunung Merbabu
Naskah lain yang ditafsir adalah teks di Prasasti Sarungga, prosa Jawa Kuno Kuñjarakarna, dan teks di Prasasti Watu Lawang. Teks tersebut ditafsir oleh Tridhatu sendiri tanpa kolaborator.
Project Manager Damalung Blueprint Tries Supardi mengatakan, puncak acara digelar diskusi budaya dengan narasumber Saras Dewi, Abimardha Kurniawan, Agus Noor, serta Pidato Kebudayaan oleh Bonnie Triyana.
"Pada proyek kali ini, Merbabu kembali dibaca ulang, perubahan masyarakatnya selama empat abad memberikan catatan yang penting, Merbabu tidak sama seperti empat ratus tahun lalu," tuturnya.
Menurut Public Relations Damalung Blueprint Sinta Pramucitra, proyek ini bertujuan merangsang kembalinya kebudayaan lama yang sudah hilang dan yang masih ada. Baik dalam bentuk tertulis, untuk dijadikan referensi masa yang akan datang.
"Karya seni ini juga akan bermanfaat bagi masyarakat di kawasan Gunung Merbabu dalam mempertahankan kearifan lokalnya pengolahan budi daya tanaman padi maupun palawija," jelasnya.
Termasuk mampu merangsang peningkatan partisipasi masyarakat melalui pelibatan pelaku seni dan komunitas budaya dalam upaya-upaya pemajuan kebudayaan juga dilakukan.
"Serta terciptanya ruang berkesenian baru yang berbasis kesadaran sejarah dan warisan cagar budaya," ujarnya. (mcr5/jpnn)
Tridhatu menafsirkan naskah kuno Gunung Merbabu dengan tajuk Damalung Blueprint.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News