Prof. Ma'ruf Cahyono Bicara Pentingnya Keutuhan & Kerukunan Rumah Tangga

Dia turut mengajak masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan maupun perlindungan. "Kalau kita memiliki ikatan emosional kuat, tali silaturahmi yang kuat dengan dasar-dasar religius, dan humanisme, kekuatan itu akan terbentuk dan memberikan," tuturnya.

Lebih lanjut, Ma'ruf menyinggung dinamika di lapangan soal undang-undang kekerasan seksual. Menurutnya, setiap pembentukan dari sebuah kebijakan pemerintah termasuk undang-undang tersusun atas pandangan dan pikiran.

Dia menganggap pro dan kontra adalah dikotomi antara setuju dan tidak. "Namun, sesungguhnya dinamika di lapangan untuk mencari bentuk, menurut saya kekerasan rumah tangga ini adalah prioritas. Apalagi ada instruksi presiden yang menjadi penting untuk terus dilakukan," katanya.

Pada sesi pemaparan narasumber, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA RI Nahar mengatakan pentingnya menjaga dan mengawal tumbuh kembang anak-anak Indonesia, agar di masa depan akan terwujud generasi emas pada 2045.

Namun, kata dia, pada kenyataannya bangsa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam upaya pengembangan hak dan perlindungan anak. Termasuk upaya meminimalisir bahkan menghilangkan kekerasan kepada anak yang menjadi persoalan serius jika dibiarkan.

"Dari data yang ada, berdasarkan lokasi kejadian kekerasan, kita mencatat lingkup rumah tangga jumlahnya paling banyak sekitar 53 persen. Sedangkan pelaku kekerasan, paling banyak sekitar 29 persen dari lingkaran dekat seperti pacar dan teman," ujarnya.

Nahar menyatakan, perlindungan wajib dilakukan dan harus menjadi perhatian khusus bersama. Sebab, data yang ada hanya angka laporan.

"Artinya, di lapangan kasus kekerasan secara riil bisa saja lebih banyak. Seperti, terminologi gunung es, dimana kelihatannya kecil tapi sesungguhnya bisa lebih banyak dan luas," katanya.