India Hentikan Ekpor Beras, Bagaimana Dampaknya di Semarang?

"Pak Rahman ini merupakan kegiatan pasar murah yang menjual komoditas pangan strategis, dengan mengusung konsep kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Menurut dia, berbagai pemangku kepentingan terkait dilibatkan dalam pelaksanaan pasar murah, seperti Bulog, badan usaha milik petani (BUMP), hingga berbagai lembaga terkait pangan lainnya.
"Tujuan Pak Rahman adalah menekan inflasi, menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan di masyarakat, mempermudah akses pangan, serta membuat model kolaborasi untuk mengatasi persoalan pangan," ujarnya.
Bambang menambahkan bahwa Kota Semarnag sudah memiliki Peraturan Wali Kota Nomor 77/2022 tentang Fasilitasi Distribusi Bahan Pangan Pokok bagi Masyarakat untuk memperlancar pasokan komoditas pangan.
Fasilitasi distribusi, kata dia, diberikan kepada off taker yang menghubungkan komoditas petani ke pasar lebih besar, seperti BUMP, badan usaha milik daerah (BUMD), dan gabungan kelompok tani.
"Karena itu, kebijakan di India yang melarang ekspor beras non-basmati mulai Juli lalu ke sejumlah negara tidak memengaruhi kenaikan harga dan stok pangan di Kota Semarang," katanya.
Sebelumnya, India telah resmi menghentikan ekspor beras sejak 20 Juli lalu untuk mengamankan cadangan stok dalam negerinya dan menekan laju kenaikan harga beras di negara tersebut.
Hujan lebat telah merusak panen di India, sehingga menyebabkan harga beras naik lebih dari 11 persen selama 12 bulan terakhir.
India baru-baru ini mengehentikan ekspor ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Bagaimana dampaknya di Kota Semarang?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News