Survei Indo Barometer di Pilwakot Semarang: Bos PSIS Moncer, Dico & Mbak Ita Bagaimana?
"Alasan utama publik memilih calon wali kota adalah karena berpengalaman, kinerjanya bagus dan terbukti, dekat dengan rakyat dan merakyat, hanya nama calon tersebut yang saya tahu dan orangnya baik," katanya.
Dia mengatakan survei Indo Barometer tersebut dilakukan pada 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka.
"Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden, dengan margin of error sebesar ±4.90%, pada tingkat kepercayaan 95%," ucap Qodari.
Menanggapi survei terebut, pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Teguh Yuwono mengatakan peta politik di Pilwakot Semarang 2024 berubah sejak Mbak Ita tersandung kasus dugaan korupsi.
"Pengaruhnya sangat besar karena partai tidak akan mengusung orang-orang yang bermasalah. Ketika diusung tentu public trust (kepercayaan publik) pasti turun," kata sosok yang juga menjadi Dekan FISIP Undip tersebut.
Pemeriksaan KPK terhadap Mbak Ita, menurut dia berpengaruh besar bagi PDIP. Hal ini karena Mbak Ita ialah calon petahana yang memiliki peluang besar untuk menang. Namun dengan kasus hukum ini, PDIP harus berpikir ulang mengusung siapa jagoannya.
"Kalau dari kekuatan barangkali enggak berpengaruh, tapi kalau figur sangat besar pengaruhnya. Karena PDIP saat ini tidak memiliki calon alternatif yang cukup kuat," ungkap Teguh Yuwono.
Sementara itu pengamat politik UIN Walisongo Semarang Kholidul Adib mengatakan jika melihat dinamika politik saat ini, Pilwakot Semarang 2024 kemungkinan akan ada dua atau tiga poros yang akan bertarung.
Lembaga survei Indo Barometer menyampaikan hasil survei untuk elektabilitas bakal calon wali kota dan wakil wali kota di Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News