Pakar Lingkungan Dorong Urban Farming di Kota Semarang Berkelanjutan
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pertanian urban Kota Semarang mendapat respons positif dari pakar lingkungan. Program pertanian perkotaan itu, dinilai menjadi sebuah keniscayaan.
Guru Besar Toksikologi Lingkungan Soegijapranata Catholic University (SCU) Prof Budi Widianarko menilai sebagai metropolitan Kota Semarang tetap mengemas dengan menjaga lahan pertanian aktif.
"Saya mendukung, Semarang itu cukup unik sebagai kota metropolitan dia punya dinas pertanian artinya kegiatan pertanian masih ada," kata Prof Budi, Sabtu (30/12).
Dia mengatakan kampanye pertanian urban di Kota Semarang telah berjalan dengan baik. Hanya saja, kepemimpinan Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu itu perlu dukungan lebih dari masyarakat.
Kendati begitu, dia menyatakan secara prinsip Kota Semarang telah membuktikan dapat memanfaatkan ruang atau lahan yang masih ada di wilayah perkotaan. Dia pun ikut mengkampanyekan progam urban farming melalui jurnal.
"Saya pernah menulis jurnal tentang kota yang menyumbang pangan, itu sebuah keniscayaan, jadi sekarang kota-kota di dunia itu berusaha untuk peluang menghasilkan makanan," ujarnya.
Dia mengatakan cadangan beras di Kota Semarang masih menyentuh 16 persen. Menurutnya, kondisi itu merupakan buah yang dituai di tengah banyaknya krisis melanda dunia.
"Senyampang Kota Semarang masih punya area yang namanya sawah dan lahan kering itu kesempatan untuk sekaligus bukan hanya city trending tetapi menjadi identitas Kota Semarang metropolitan yang punya pertanian," ujarnya.
Pertanian urban Kota Semarang mendapat respons positif dari pakar lingkungan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News