Balitbang Kemenag: Ada Tiga Tantangan dalam Moderasi Agama
jateng.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) Prof. Arskal Salim mengatakan saat ini ada tiga tantangan dalam moderasi agama.
"Pertama, tantangan kemanusiaan, yakni berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem), yang mengesampingkan martabat kemanusiaan," ujarnya dalam kegiatan Seminar Penguatan Moderasi Beragama Bagi Guru SMA dan SMK di D.I. Yogyakarta yang diinisiasi Balai Litbang Agama Semarang di Auditorium Disdikpora D.I. Yogyakarta, Selasa (14/5).
Kedua, lanjut dia, tantangan keagamaan, yakni berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang berpotensi memicu konflik.
"Tantangan ketiga, yakni tantangan kebangsaan, yaitu berkembangnya semangat yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI. Penanggulangannya adalah dengan merawat keindonesiaan," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa semua pihak perlu mengadakan penguatan moderasi beragama untuk mencegah generasi muda agar terhindar dari paham-paham ekstrem yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila.
"Moderasi beragama dalam mengejawantahkan esensi ajaran agama akan melindungi pemeluk agama. Landasannya adalah prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” ungkap Arskal.
Lebih lanjut, Arskal mengatakan bahwa penguatan moderasi beragama tidak hanya dilakukan pada guru di lingkungan Kementerian Pendidikan, tetapi tahun lalu juga telah dilakukan penguatan moderasi bagi guru di lingkungan Kementerian Agama.
“Penguatan moderasi beragama bagi guru sangat penting, karena guru adalah panutan murid di sekolah,” tandas Arskal.
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) Prof. Arskal Salim mengatakan saat ini ada tiga tantangan dalam moderasi agama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News