Balitbang Kemenag: Ada Tiga Tantangan dalam Moderasi Agama
Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora D.I. Yogyakarta Dr. Didik Wardaya mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting, karena daerahnya merupakan salah satu daerah pendidikan yang dapat dijadikan contoh dalam pengembangan kehidupan beragama di lingkungan sekolah.
"Pendidikan memberikan pencerahan tentang pengembangan moderasi beragama, terutama di lingkungan sekolah. Guru yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menerapkannya di sekolah, sehingga menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif," ungkap Didik.
Dia berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan berperan serta dalam mensosialisasikan nilai-nilai moderasi beragama kepada seluruh warga sekolah.
"Sehingga suasana di sekolah mencerminkan kehidupan moderasi beragama, terutama dalam konteks pendidikan," ungkapnya.
Kepala Balai Litbang Agama Semarang H. Moch. Muhaemin mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan penguatan moderasi beragama kepada guru-guru SMA dan SMK di D.I. Yogyakarta.
Acara penguatan moderasi beragama tersebut dihelat oleh Balai Litbang Agama Semarang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga D.I. Yogyakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 500 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pejabat, tenaga kepegawaian, Pengawas Sekolah, Baldikmen di setiap kota/kabupaten, serta guru SMA dan SMK di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga D.I. Yogyakarta.
“Sebanyak 250 peserta menghadiri acara secara langsung Kab. Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul, sementara 250 peserta lainnya mengikuti secara daring dari Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul, Metode yang digunakan adalah metode hybrid, yang menggabungkan daring dan luring,” ujar Muhaemin. (JPNN)
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) Prof. Arskal Salim mengatakan saat ini ada tiga tantangan dalam moderasi agama.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News