Dinkes Kota Semarang Mencatat Ada 231 Kasus DBD, Tiga Orang Meninggal Dunia

Kamis, 11 Juli 2024 – 08:20 WIB
Dinkes Kota Semarang Mencatat Ada 231 Kasus DBD, Tiga Orang Meninggal Dunia - JPNN.com Jateng
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar DBD. Foto: Health

"Semarang sudah punya peta potensial. Daerah dengan potensi akan dilakukan intervensi jika kasus benar-benar tinggi," sebutnya.

Dari peta kerentanan dan potensial DBD itu, kata Hakam, Dinas Kesehatan kemudian melakukan antisipasi, khususnya di daerah padat penduduk berpotensi rentan kasus.

"Daerah padat seperti Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara, itu wilayah dengan wilayah rentan kasus," katanya.

Langkah pencegahan dan penanganan penyakit DBD, kata dia, telah dilakukan Dinkes Kota Semarang agar tidak semakin meningkat.

"Sekarang kami sudah tahu peta daerah-daerah rentan DBD, itu yang kami perintahkan kepada jajaran di kelurahan dan puskesmas untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk). Itu yang efektif sekali," katanya.

Langkah PSN dan PJN jika dilakukan dua kali seminggu, lanjut dia, maka pertumbuhan dan jumlah nyamuk pasti tidak akan banyak.

Ada pula upaya 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DBD pada manusia.

Bahkan, kata dia, Dinkes juga menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberdayakan anak-anak sekolah melalui program Si Centik (Siswa Cari Jentik).

Dinkes Kota Semarang mencatat penularan penyakit DBD hingga semester pertama 2024 sudah menyentuh 231 kasus, dengan tiga penderita di antaranya meninggal dunia.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News