Hotel Dibya Puri: Saksi Bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang

Selasa, 15 Oktober 2024 – 09:37 WIB
Hotel Dibya Puri: Saksi Bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang - JPNN.com Jateng
Hotel Dibya Puri yang menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Kota Semarang. Foto: Facebook/Johanes Christiono

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Hotel Inn Dibya Puri yang terletak di jantung Kota Semarang tepatnya di Jalan Pemuda merupakan salah satu bangunan ikonik yang menyimpan cerita panjang dalam sejarah Indonesia. Hotel ini tidak hanya berfungsi sebagai penginapan mewah pada zamannya, tetapi juga memiliki peran penting dalam peristiwa bersejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Pertempuran yang berlangsung pada 14-19 Oktober 1945 ini merupakan salah satu simbol perlawanan rakyat Indonesia, terutama di Semarang, terhadap tentara Jepang yang saat itu masih menduduki wilayah tersebut setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Hotel Dibya Puri dijadikan tempat persembunyian para pejuang Indonesia yang melawan penjajah Jepang. Pada saat itu, hotel ini strategis karena letaknya yang dekat dengan pusat-pusat aktivitas pergerakan di Semarang, termasuk Pasar Johar.

Pemerhati sejarah Semarang Johanes Christiono mengatakan pada masa itu, para pemuda pejuang sering menggunakan hotel ini sebagai markas untuk berkoordinasi.

"Para pejuang menjadikan hotel sebagai tempat berkumpul dan menyusun strategi perlawanan. Namun, pertempuran akhirnya tak bisa dihindarkan, terutama ketika Jepang menyadari fungsi strategis hotel ini," ungkap Johanes, Selasa (15/10).

Pada 16 Oktober 1945, pasukan Jepang memperkuat pasukan mereka di sekitar Hotel Dibya dan Pasar Johar, memicu pertempuran sengit yang berlangsung selama satu hari penuh. Pertempuran tersebut tidak hanya terjadi di sekitar hotel, tetapi juga di kawasan Pasar Johar yang kala itu menjadi titik penting bagi rakyat Semarang.

Menurut Johanes, pertempuran di Hotel Dibya Puri menjadi salah satu yang paling ramai dan intens, meskipun bersifat sporadis. "Hotel Dibya Puri diserang karena dianggap sebagai markas pemuda, di mana mereka sering mengadakan pertemuan dan menyusun strategi," katanya.

Namun, meski para pejuang berjuang dengan gigih, mereka akhirnya kalah dalam hal persenjataan. Para pejuang kemudian terpaksa mundur ke sejumlah wilayah lain seperti Kampung Melayu dan Pendrikan untuk menyusun strategi baru.

Hotel Inn Dibya Puri yang terletak di jantung Kota Semarang tepatnya di Jalan Pemuda merupakan salah satu bangunan ikonik yang menyimpan cerita panjang.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News