Mbah Basri, 25 Tahun Menjaga Gunung Prau, Kerap Disamakan dengan Mbah Maridjan
Ia merakit senjata seperti laras panjang untuk menakut-nakuti orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak alam.
"Kadang ada rasa takut berhadapan dengan mereka (penebang dan pemburu liar, red), tetapi memang harus tegas saya. Kalau saya harus mati itu sudah resiko," ungkapnya.
Atas tindakannya itu, hutan di sana bisa lestari dan konon menjadi yang paling rindang dibandingkan hutan Gunung Prau lainnya.
Ia kerap disamakan dengan sosok Mbah Maridjan. Jika Mbah Maridjan adalah Juru Kunci Gunung Merapi maka Mbah Basri adalah Juru Kunci Gunung Prau.
Namun, Mbah Basri menolak julukan itu.
"Mbah Maridjan itu kan, ditunjuk sebagai juru kunci, sedangkan saya tidak. Saya bukan juru kunci (Gunung Prau), tetapi mengunci (menjaga, red) hutan gunung untuk tetap lestari," ujarnya.
Sederet penghargaan telah dia terima. Pemkab Kendal memberikan penghargaan "Bupati Kendal Award 2014" kategori Pegiat Lingkungan Hidup.
Tiga tahun berselang, Perum Perhutani Kedu Utara memberikan penghargaan atas dedikasi dan peran aktif Mbah Basri melindungi dan melestarikan hutan di Gunung Prau.
Mbah Basri adalah penjaga sejati hutan Gunung Prau. Ia kerap dijuluki sebagai juru kunci dan disamakan dengan Mbah Maridjan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News