Fakta Sunan Ampel, Trah Singosari, Titik Balik Islamisasi Era Majapahit
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sejarah mencatat kedatangan Sunan Ampel atau Raden Rahmat ke Jawa, menjadi titik balik penyebaran Islam di lingkungan Kerajaan Majapahit.
Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Wali Songo (2016) mengungkapkan bahwa islamisasi penduduk pribumi di Majapahit baru terlihat pascakedatangan Sunan Ampel dengan jaringan dakwah Wali Sanga.
Sebelum itu, tulis Agus, pemeluk agama Islam hanya terbatas pada saudagar Arab dan China yang bermukim di daerah-daerah pesisir.
Pendapatnya didasarkan pada catatan Ma Huan, juru tulis Laksamana Cheng Ho dalam kunjungannya ke Nusantara sebanyak 7 kali.
Ma Huan yang ikut dalam kunjungan Cheng Ho ketujuh pada 1433 mencatat penduduk yang tinggal di sepanjang pantai utara Jawa terdiri atas tiga golongan, yakni muslim Cina, muslim Persia- Arab, dan pribumi yang masih kafir.
"Itu artinya, sejak hadir di Nusantara pada 674 M hingga 1433 M–rentang waktu sekitar delapan ratus tahun–agama Islam belum dianut secara besar-besaran oleh penduduk pribumi," tulis Agus Sunyoto.
Kenapa bisa demikian?
Faktor yang sangat menentukan dalam penyebaran Islam di berbagai belahan bumi adalah strategi dakwah. Kendati demikian, faktor itu ternyata tidak begitu berlaku di Nusantara era Majapahit.
Agama resmi Majapahit adalah Siwa-Buddah sehingga kasta adalah yang paling utama.
Keberhasilan dakwah Sunan Ampel tidak bisa dilepaskan dari statusnya sebagai trah Singosari. Kelak, inilah bukti pertama yang dibawa ketika menghadap Raja Majap
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News