Putri Tak Melepas Jemari Ganjar, Nasib Malang Bocah Itu Diringankan
“Sejak lahir ada kelainan, tetapi enggak tahu, terus usia satu tahun imunisasi sempat kejang hebat. Diperiksa ternyata otak depan menyempit yang bikin sarafnya enggak kuat waktu imunisasi,” ujar Royta.
Saat ini, kata Royta, hanya suaminya yang bekerja sebagai buruh pasang kusen alumunium. Akibat pandemi, orderan sepi sehingga pendapatan keluarga berkurang.
“Saya enggak bisa kerja karena harus momong anak. Dititipkan orang, orang enggak sabar dengan kondisinya,” ujar Royta.
Saat itu juga, Ganjar langsung memanggil ajudannya. Royta terdaftar pada BPJS kelas 3 mandiri. Royta dan suami harus membayar sebesar Rp 25.500 per kepala.
“Biar diurus ya, terus daftar KIS biar anaknya bisa berobat lagi,” ujar Ganjar sembari mengusap kepala Chelsi yang terus menggenggam tangannya.
Tak sampai 24 jam tunggakan keluarga Royta dilunasi Ganjar. Saat dihubungi, Royta hanya berucap syukur atas bantuan Ganjar.
“Terima kasih banyak Pak Ganjar dan tim. Saya enggak tahu lagi harus minta bantuan siapa karena hanya Pak Ganjar yang peduli. Sekarang sudah bisa daftar KIS, kemarin tertunda karena syaratnya harus lunas BPJS,” ujar Royta.(mar4/jpnn)
Suasana haru tampak saat Ganjar Pranowo mendatangi Rusunawa, Sawah Besar, Kota Semarang. Royta segera bisa membawa putrinya ke rumah sakit lagi.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News