Pidato Ganjar Menakjubkan, Secercah Harapan untuk Umat Buddha Datang
Untuk itu, kawasan Candi Borobudur terus dikembangkan sedemikian rupa dan dijadikan destinasi wisata super prioritas.
"Tak hanya di salam kompleks candi saja, pengembangan komplek luar seperti keberadaan desa-desa wisata, paket-paket wisata sampai beragam atraksi dan juga infrastrukturnya juga kita garap," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu juga, Ganjar menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan serta menjaga kedamaian.
Menurutnya, sudah ratusan bahkan ribuan tahun lalu, para leluhur sudah mempraktikkan itu. Ada warisan yang ditinggal bernama Bhineka Tunggal Ika.
Ganjar menerangkan, sejak ratusan tahun yang lalu, spirit hidup damai dalam keberagaman telah menjadi ciri khas leluhur bangsa Indonesia.
Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan berdirinya bermacam candi dalam satu masa, dengan beberapa latar keagamaan jadi bukti nyata.
Mulai dari Candi Mendhut, Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Prambanan, Candi Plaosan, Kalasan serta puluhan candi yang lainnya.
"Jika leluhur kita saja hidup damai dalam keberagaman, alasan apa yang membuat kita untuk saling bertikai dan memperdebat perbedaan? Tidak, bapak ibu, tidak. Kita tidak akan pernah mewariskan permusuhan apalagi perpecahan. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia harus kita pertahankan seribu windu bahkan selamanya," tegasnya disambut tepuk tangan tamu undangan.
Ganjar juga mengutip pesan Bhante Sri Pannavaro Mahathera bahwa cinta kasih dan kepedulian sosial adalah perekat keutuhan bangsa dan wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika.
Ganjar Pranowo memberikan sambutan pada malam Dharmasanti perayaan Trisuci Waisak 2566 BE di pelataran Candi Borobudur. Ini isinya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News