Dampak Rob Semarang, Harga Tangkapan Laut Terjun Bebas, Nelayan Terpuruk
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sudah dua hari ini, nelayan Kampung Tambaklorok, Kota Semarang tidak dapat beraktivitas normal karena tingginya rob akibat pasang laut.
Setidaknya ada 108 KK (kepala keluarga) yang sepertiganya berprofesi sebagai nelayan tak bisa melaut karena gelombang laut juga tinggi.
Padahal, sejak Februari hingga Juli besok, di Laut Jawa sedang musim rajungan. Para nelayan memilih menyandarkan perahu kecilnya karena tidak sesuai dengan hasil harga tangkapan dan pengeluaran bahan bakar.
"Sejak Februari sudah sepi sampai sekarang, biasanya bulan itu penghasilan tinggi," kata Abdul Rokha nelayan Kampung Tambaklorok kepada JPNN.com Jateng ditemui di rumahnya, Selasa (21/6).
Nelayan merasakan kondisi itu kian parah seusai Hari Raya Idulfitri, Mei lalu. Tidak hanya rajungan, harga tangkapan lainnya seperti udang juga menurun.
Rokha merupakan nelayan yang hanya fokus pada tangkapan rajungan dan udang. Dia sekarang tidak lagi rutin melaut karena harga dua fauna itu terjun drastis.
Harga tiap kilogram untuk udang hanya Rp 40 ribu, dibandingkan sebelumnya Rp 55 ribu hingga Rp 65 ribu. Sedangkan harga rajungan berubah menjadi Rp 15 ribu, dari Rp 115 ribu per kilogram.
"Tangkapannya sedikit, itupun yang beli tertentu tidak banyak," ucap Rokha yang sudah 22 tahun menjadi seorang nelayan.
Nelayan Kampung Tambaklorok, Kota Semarang tidak dapat beraktivitas normal karena tingginya rob akibat pasang laut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News