Dampak Rob Semarang, Harga Tangkapan Laut Terjun Bebas, Nelayan Terpuruk
Setelah Juni, nantinya sampai Agustus biasanya menjadi puncak kejayaan para nelayan. Rokha menyebut dalam sehari dapat membawa jutaan rupiah pulang ke rumah.
"Dulu saya bisa Rp 1 juta per hari, meskipun itu kotor," tutur bapak empat anak itu.
Karena tak sebandingnya hasil tangkapan dan pengeluaran, dirinya hanya melaut satu kali dalam seminggu sembari menyesuaikan kondisi cuaca.
"Ekspor udang, dan rajungan sudah mulai dibatasi 50 kilogram," terang pria 57 tahun itu.
Berbeda dengan Soni, nelayan lainnya yang memutuskan tetap melaut, meskipun terganggu kondisi laut pasang dan gelombang tinggi.
Bagi Soni, memilih tetap melaut untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari agar dapurnya tetap mengepul. Tentunya, keselamatan menjadi hal penting yang dipikirkannya.
"Kami tetap melaut, kalau tidak tidak bisa menafkahi keluarga walaupun hasil sedikit tidak mencari hutangan buat makan," tuturnya seusai memperbaiki perahunya.
Namun, tak jarang pasang dan gelombang yang membahayakan keselamatannya ini dimanfaatkan untuk mengecek kondisi perahunya sehabis dihantam ombak ketika melaut sehari lalu.
Nelayan Kampung Tambaklorok, Kota Semarang tidak dapat beraktivitas normal karena tingginya rob akibat pasang laut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News