Pembeli Takut PMK, Penjual Hewan Kurban di Semarang Cemas, Takut Modal Tak Kembali
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pedagang hewan kurban semakin khawatir terhadap penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Semarang.
Menjelang Iduladha, penyakit yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, domba, dan kambing itu membuat ketar-ketir bagi penjual kurban.
Adanya penyakit itu membuat penjual hewan kurban harus merogoh kocek dalam-dalam untuk perawatan, dan pengobatan ketika hewan dinyatakan positif PMK.
Biaya tidak sedikit telah dikeluarkan oleh Agung, seorang penjual hewan kurban di Kota Semarang. Dirinya sudah mengeluarkan puluhan juta rupiah agar hewan kurban jualannya tetap sehat.
Uang puluhan juta rupiah itu digunakan untuk membayar honor dokter hewan, membeli jamu, dan vitamin untuk kesehatan hewan.
"Saya lupa jumlah pastinya, intinya sudah puluhan juta rupiah," kata Agung di lapak jualannya, Jumat (8/7).
Selain pengeluaran untuk biaya menjaga dan merawat kesehatan hewan kurban yang dia jual, Agung juga melakukan penyemprotan disinfektan mandiri di kandang.
"Agar tetap higenis saya semprot desinfektan setiap hari," imbuhnya.
Para penjual kurban di Semarang harus merogoh kocek dalam-dalam akibat pembeli takut PMK.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News