Persadani, Menaungi Eks Napiter Saat Negara Mengabaikannya

Perempuan dalam lingkaran terorisme

Persadani kini beranggotakan 39 eks napiter. Sekretariatnya berada di rumah Yusuf yang berlokasi di Jl. Jatisari No.4, RT 04 / RW 13, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.

Meski semua anggota adalah laki-laki, Persadani juga mendampingi eks napiter perempuan. Pada 2021, Yusuf mendampingi dua eks napiter perempuan DSM (21) asal Temanggung dan SAN (24) asal Ciamis yang terlibat kasus percobaan penusukan terhadap polisi di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

“Dari sekitar tiga ribu napiter di Indonesia, banyak juga perempuannya. Kami juga ikut mendampingi,” katanya.

Jauh sebelum Persadani berdiri, Yusuf juga secara mandiri ikut mendampingi Nurshadrina Khaira Dhania (24) asal Kepulauan Riau yang nekat berangkat ke Suriah pada 2015 karena termakan propaganda ISIS.

Dhania mencerikan dirinya se keluarga baru sadar kebohongan ISIS saat hidup di Suriah. Negara ideal dan persaatuan umat Islam tidak pernah dia lihat. Perempaun yang masih berusia 16 kali itu, akhirnya mencoba kabur dari wilayah ISIS pada awal 2016 meskipun ancamannya adalah nyawa.  

“Menurut paham ISIS, orang yang keluar dari kelompok dianggap murtad dan harus dibunuh,”  kata Dhania, akhir Juni 2022.

Dhania sekeluarga terus mencari jasa penyelundupan untuk kabur. Dua kali mereka sempat kena tipu, dan baru pada usaha yang ketiga mereka bisa kabur dari wilayah ISIS masuk wilayah Kurdi (musuh ISIS) pada awal 2017. Uluran tangan pemerintah Indonesia akhirnya tiba pada Agustus 2017. Mereka berhasil dievakuasi ke tanah air.