KTN BNPT, Harapan Palsu atau Solusi Jitu bagi Eks Napiter?

Sebelum di Jawa Tengah, KTN telah lebih dulu didirikan di Malang, Jawa Timur pada akhir Maret 2022, kemudian juga dibuat di Jabar, NTB, dan Sulawesi Selatan. Program terbaru yang direalisasikan pada awal 2022 itu seolah menjawab keraguan publik terhadap BNPT yang dianggap minim peran seusai napiter bebas dari lapas.
Terkait dengan stigma negatif yang selama ini menimpa para eks napiter, menurut Boy, masalah tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dia menegaskan bahwa KTN akan berfungi sebagai pusat reintegrasi sosial yang secara otomatis eks napiter akan dirangkul warga setempat.
Dia mengeklaim sudah lebih dari 800 eks napiter yang menjalani program deradikalisasi BNPT hingga akhir 2021.
"Ikhtiar ini tentunya bukan satu-satunya, tetapi ini sebuah upaya yang lebih komprehensif yang coba diterapkan BNPT dengan melibatkan semua pihak," kata Jenderal bintang tiga itu.
Jangan ada yang bermain
Wakil Ketua Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) BR alias Rizal (51) sebetulnya mendukung KTN jika bisa terlaksana dengan baik. Menurutnya, problem program deradikalisasi yang dilakukan BNPT selama ini ialah bagus secara konsep, tetapi tidak dalam pelaksanaanya di lapangan.
“Konsep (program deradikalisasi) BNPT bagus-bagus, tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan sering tidak sesuai dengan konsepnya karena banyak yang bermain,” katanya saat ditemui di Semarang, Senin (4/7).
Menurut Rizal, ada tiga faktor yang mendasari eks napiter menjadi residivis, yakni stigma negatif, sulitnya mendapatkan pekerjaan, dan pertemanan dengan teroris. Faktor-faktor tersebut, kata dia, saling terkait satu sama lain.
Program KTN dari BNPT digadang jadi solusi jitu deradikalisasi berbasis kesejahteraan bagi eks napiter. Benarkah demikian?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News