Kedelai Lokal di Kudus Tersedia, Perajin Tahu & Tempe Bisa Bernapas Lega
Dia mengatakan kenaikan harga kedelai tidak terlepas dari adanya kenaikan biaya transportasi pengiriman dari Semarang.
Sebelumnya, biaya transportasi hanya Rp 60 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 85 per kilogram sehingga harga kedelai juga disesuaikan dengan tambahan biaya operasional tersebut.
Adanya kenaikan harga jual kedelai juga berdampak pada permintaan menjadi berkurang hingga 30 persen dari sebelumnya per hari bisa mencapai 20 ton.
"Perajin tahu dan tempe memang mengakui sulit mempertahankan kapasitas produksinya karena permintaan pasar juga agak lesu," ujarnya.
Program subsidi harga kedelai impor yang digulirkan sebelumnya, kata dia, diharapkan berlanjut karena ternyata harga kedelai bukannya turun, justru naik lagi.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus mencapai 300 pengusaha yang tersebar di beberapa kecamatan. Namun, yang sebelumnya diajukan mendapatkan subsidi harga dari anggota Primkopti Kudus sekitar 169 perajin.(antara/jpnn)
Hadirnya kedelai lokal di Kudus membuat perajin tahu dan tempe bernapas lega. Namun, stok yang minim masih membuat mereka ketar-ketir.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News