Pakar: Isu Dunia 100 Tahun ke Depan Adalah Pangan dan Energi
jateng.jpnn.com, PURWOKERTO - Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober harus jadi momentum membangun ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkan Pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof Totok Agung Dwi Haryanto.
Menurutnya, Hari Pangan Sedunia itu harus dimaknai sebagai bentuk penghargaan, kepedulian, dan revitalisasi perhatian negara seluruh dunia terhadap arti penting pangan dan arti penting produsen pangan.
"Isu dunia sejak zaman dulu sampai 100 tahun ke depan sebenarnya hanya ada dua, yaitu pangan dan energi," katanya, Kamis (6/10).
Oleh karena itu, kata dia, momentum Hari Pangan Sedunia semestinya juga untuk menyadarkan kembali kepada semua pihak bahwa petani merupakan aktor yang paling berkontribusi dalam penyediaan pangan bagi seluruh umat di dunia.
"Kalau petani sebagai aktor paling depan dalam menyiapkan pangan sampai tidak sejahtera, hal itu sebetulnya tanggung jawab semua pihak khususnya negara," ujarnya.
Prof Totok pun mengutip pernyataan Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda asal Inggris yang berkuasa di Indonesia pada tahun 1811-1816.
Menurut dia, Raffles mengaku kagum terhadap kesuburan Indonesia, sehingga apabila pengelolanya mampu memanfaatkan kesuburan tersebut, akan menjadikan negeri itu yang paling makmur di seluruh dunia.
Pakar pertanian Unsoed Prof Totok mengungkapkan isu dunia sampai 100 ke depan adalah pangan dan energi. Kerenanya, Hari Pangan Sedunia harus dijadikan momentum.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News