Inflasi di Jateng Naik, tetapi Masih di Bawah Nasional

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) di provinsi tersebut, sebesar 0,20 persen (month to month).
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,03 persen (mtm), tetapi sedikit lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,21 persen (mtm).
Hal tersebut menunjukkan bahwa inflasi gabungan enam IHK di Jateng telah kembali ke rentang sasaran target inflasi, yaitu 3,0 plus minus 1 persen.
Diakui Rahmat, kelompok transportasi menjadi sumber peningkatan inflasi di Jateng, terutama dari kenaikan tarif angkutan udara, yakni berkontribusi sebesar 0,042 persen.
"Kenaikan tarif angkutan udara dipengaruhi juga oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan momentum liburan sekolah, katanya, Rabu (16/8).
Setelah itu, kelompok bahan pangan juga masih mencatatkan kenaikan inflasi, seperti bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah karena mengalami kenaikan harga.
Kenaikan harga bawang putih, kata dia, dipengaruhi oleh kenaikan harga di negara pengimpor, yakni Tiongkok dari 800 dolar AS per ton menjadi 1.250 dolar AS per ton sehingga harga di pasaran dalam negeri ikut meningkat.
"Peningkatan itu dikarenakan potensi dampak El Nino di Tiongkok," katanya.
BI menyebut bahwa inflasi di Jateng naik ke angka 0,20 persen dibandingkan buan sebelumnya. Kendati begitu, angkanya masih di bawah nasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News