Dua Mahasiswi di Kota Semarang Diduga Bunuh Diri, Wali Kota Buka Suara
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ibu Kota Jawa Tengah dalam rentang waktu yang berturut-turut, terjadi dua kejadian dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi.
Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu menaruh perhatian serius terkait rentetan peristiwa tersebut.
"Kalau saya melihat kasus ini, yang katanya ada surat dan sebagainya ini, kan, artinya mereka mempunyai permasalahan dalam internal keluarga atau kehidupan pribadinya," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya, Kamis (12/10).
Menurutnya, peran keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan generasi muda dalam menyikapi persoalan pribadinya.
"Meski mereka sudah beranjak dewasa. Kita sebagai orang tua mesti harus peka untuk memperhatian perkembangan putra-putri kita," katanya.
Dia menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memiliki layanan konseling. Layanan itu dapat diakses dengan mudah di Rumah Duta Revolusi Mental.
Pusat konseling itu juga fokus pada penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan persoalan perundungan di sekolah.
"Untuk persoalan pada kasus mahasiswa, memang perlu dicari solusi bagaimana peran pemerintah, dari perguruan tinggi, dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.
Kota Semarang dalam rentang waktu yang berturut-turut, terjadi dua kejadian dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News