Kasus Penembakan Anak Perempuan di Semarang, Motifnya Cemburu & Utang Belum Lunas
Mengetahui anaknya menjadi korban kejahatan seksual, Agustus dia melaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang pada pertengahan Agustus 2024 lalu.
"Saya juga memeriksakan anak saya ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Semarang," kata Donny, menceritakan bahwa korban pernah tinggal di rumahnya beberapa bulan sebelum pindah ke indekos.
Tak hanya kesal terkait perlakuan korban terhadap anaknya, pelaku juga sebal karena ibunda korban pernah pinjam uang sebesar Rp 2 juta yang tak kunjung dilunasi.
"Saya menembak tiga kali kena lengannya dan perut korban pakai pistol air softgun," katanya, menyebut membeli seharga Rp 4,5 juta di lokapasar.
Belakangan, dalam pengakuan kepada penyidik Polrestabes Semarang, pelaku memiliki hubungan asmara dengan korban. Dia cemburu karena menduga korban menjadi pekerja seks.
"Saya datang juga karena cemburu dengan korban. Dia pernah menyatakan suka ke saya, tetapi kami tidak sampai berhubungan lebih jauh, hanya sekadar ciuman," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena menuturkan pengakuan pelaku memang ada hubungan asmara dengan korban. Kendati demikian, pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Korban ini open BO, dia cemburu karena cek lokasi korban dipesan oleh laki-laki lain. Berikut juga memang ada hutang dari ibu korban pada tahun lalu," kata Kompol Andika.
Pelaku cemburu hingga soal hutang menjadi dasar kasus penembakan siswi SMP di Semarang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News